KAJIAN DIKSI & LOGIKA #2 HMPS BSA 2025
KAJIAN DIKSI & LOGIKA #2
Divisi intelektual HMPS BSA kembali mengadakan kegiatan rutin dua pekan sekali untuk kedua kalinya. Suasana hangat mewarnai kegiatan yang digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025, di kawasan Gading Gajah, Plosokandang. Dengan mengangkat tema “Bahasa mu batas dunia mu”, acara ini berhasil menarik perhatian mahasiswa, khususnya dari kalangan Bahasa dan Sastra Arab (BSA), serta para pencinta kajian linguistik dan filsafat bahasa. Acara ini menghadirkan Muhammad Qadli Al Khofi, mahasiswa semester 6 sebagai pemantik utama. Sosok yang akrab disapa Offi ini memaparkan hal yang menarik tentang hubungan antara bahasa, logika berpikir, dan realitas dunia.
Dalam pemaparannya, Sobat Ofi mengajak peserta menyelami pemikiran linguistik yang jarang dibahas dalam forum populer. Ia menyatakan bahwa setiap bentuk bahasa sebagai alat memahami dan membentuk dunia bermula dari bunyi.
“Sebelum ada kata, sebelum ada kalimat, yang pertama kali hadir adalah bunyi. Bunyi adalah respons awal manusia terhadap dunia. Dari bunyi, tercipta makna. Dari makna, lahir dunia,” ujarnya.
Menurut Sobat Offi, manusia tidak menyebut sesuatu sebelum mendengar dan merasakan bunyinya terlebih dahulu. Bunyi menjadi alat pertama manusia, sebelum akhirnya mewujudkan bahasa yang lebih kompleks.
Diskusi berlangsung hangat dengan banyak peserta aktif bertanya dan berdiskusi. Beberapa peserta menyampaikan bahwa acara semacam ini sangat diperlukan untuk memperluas wawasan mahasiswa lintas bahasa, khususnya dalam hal berpikir kritis terhadap penggunaan bahasa sehari-hari.
Dengan adanya kegiatan ini audiens dapat menyadari bahwa bahasa bukanlah sekadar alat, melainkan kekuatan pembentuk realitas. Semakin tajam pilihan diksi, semakin logis struktur berpikir, maka semakin luas pula pengetahuan yang bisa dijelajahi oleh seseorang. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Muhammad Qadli Al-Khofi, dunia tak lepas dari bahasa dan bahasa tak bisa dilepaskan dari bunyi.
Komentar
Posting Komentar