Jumat, 11 Juli 2025

Ngabdi Bersama (NGABERS) HMPS BSA 2025

   Seorang penulis dan filsuf Prancis pada Era Pencerahan bernama Voltaire pernah berkata, “saya tahu tidak ada orang-orang hebat kecuali mereka yang memiliki pengabdian besar pada kemanusiaan”.

   Divisi dakwah wa ilmiah HMPS Bahasa dan Sastra Arab sukses mencetak sejarah baru dengan mengadakan acara yang berkesan bertajuk ngabdi bersama 2025 dengan tema "meningkatkan kapasitas menggapai kualitas" yang bertempat di desa Gador kec. Durenan kab. Trenggalek, selama 4 hari pada tanggal 07-10 Juli 2025. 

 Kegiatan diawali dengan acara pembukaan resmi yang berlangsung khidmat di Balai Desa Gador. Acara ini dihadiri oleh seluruh panitia, perangkat desa, serta Kepala Desa Gador, Bapak Waras. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapannya agar kegiatan ini bisa memberi dampak positif bagi mahasiswa dan masyarakat.

   Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan program mengajar mengaji di berbagai TPQ yang tersebar di Desa Gador. Malam harinya, suasana desa semakin hangat dengan pelaksanaan Lailatus Sholawat dan pembacaan Maulid Diba’, yang diikuti antusias oleh pemuda dan warga desa.

   Hari kedua dimulai dengan kegiatan jalan sehat keliling desa sebagai bentuk interaksi awal dan pendekatan kepada masyarakat. Setelah itu, para peserta dan warga mengikuti sesi edukatif bertema Digital Marketing yang disampaikan oleh M. Fakhrul Hikam (sobat hikam) di Balai Desa. Materi ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat, khususnya para pelaku UMKM.

   Sore harinya, kegiatan mengaji bersama santri TPQ kembali dilanjutkan dengan semangat yang sama. Selain menjadi ajang belajar-mengajar, momen ini juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan para santri.

   Di hari ketiga, kegiatan berfokus pada aksi sosial. Mereka melakukan kerja bakti membersihkan musholla dan masjid sekitar TPQ sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan fasilitas ibadah. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi lanjutan mengenai program digital marketing, dengan menyambangi langsung pelaku usaha kecil seperti pengrajin krecek singkong, tiwul, dan tape. Langkah ini menjadi upaya konkret dalam memberdayakan potensi lokal agar lebih siap menghadapi era digital.

Sore harinya, kegiatan mengajar mengaji tetap konsisten dilaksanakan, menegaskan komitmen mahasiswa untuk berbagi ilmu agama secara berkelanjutan.

   Memasuki hari terakhir, kegiatan ditutup dengan khidmat melalui acara Khotmil Qur’an bersama di pagi hari. Setelah itu, para peserta berpamitan dengan warga yang telah mendampingi mereka selama empat hari. Penutupan resmi dilakukan kembali di Balai Desa dengan suasana haru dan penuh rasa syukur.

"Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar, walaupun ada sedikit kendala dalam kegiatan, tetapi teman-teman panitia lainnya bisa langsung membantu mengatasinya." Papar ketua pelaksana ngabdi bersama 2025. 

   Sementara itu, Kepala Desa Gador, Bapak Waras, menyampaikan pesan yang penuh makna saat diwawancarai siang itu.

"Saya menyambut dengan baik kedatangan kalian didesa kami, semoga kedatangan kalian bisa menjadi pelajaran bermasyarakat teman-teman mahasiswa semua, dan minta tolong untuk dapat membantu dan memfasilitasi kesulitan yang dialami warga desa" ujarnya.

  Program Ngabdi Bersama 2025 telah membuktikan bahwa pengabdian bukanlah sebatas formalitas akademik. Ia adalah jalan sunyi menuju kematangan pribadi, kedewasaan berpikir, dan kedalaman empati. Bagi mahasiswa, kegiatan ini menjadi ruang refleksi diri; bagi masyarakat, ia menjadi bentuk nyata kehadiran perguruan tinggi di tengah kehidupan desa.

   Dengan bekal ilmu, semangat kolaboratif, dan jiwa sosial yang tinggi, Ngabdi Bersama 2025 bukan hanya menjadi kegiatan tahunan, tetapi warisan nilai yang patut diteladani. 

  Pengalaman ini tidak hanya meninggalkan jejak di Desa Gador, tetapi juga membekas di hati setiap peserta sebagai bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam hal pengabdian kepada masyarakat.


Penulis : Sobat Literasi dan Jurnalistik ²⁴

Kamis, 19 Juni 2025

BEDAH BUKU "NAMAKU ALAM" HMPS BSA 2025


   Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMPS BSA) sukses menghadirkan ruang reflektif dan inspiratif melalui kegiatan Madrasah Sastra yang dilaksanakan di hari ke dua pada Sabtu, 14 Juni 2025 di Pendopo Pondok Pesantren Darunnajah, Sumbergempol. Kegiatan ini mengangkat karya sastra berjudul Namaku Alam sebuah novel yang menyingkap sisi sejarah melalui pengalaman hidup seorang pemuda yang dibayangi masa lalu kelam sebagai anak tapol.

   Acara ini menghadirkan dua pembedah Sobat Iwan Kurniawan (pembedah 1) dan Sobat Alvin Saifulloh (pembedah 2) dengan moderator Zayyin Qalbi Hasyim. Keduanya memberikan perspektif mendalam tentang isi dan makna pada novel tersebut, baik dari segi estetika bahasa maupun pesan - pesan filosofis.

   Dalam sesi bedah buku Namaku Alam, audiens diajak menyelami kisah seorang pemuda bernama Alam yang berjuang melepaskan diri dari bayang-bayang masa lalu dan stigma sebagai anak tapol. Dikaruniai ingatan fotografis, Alam merekam kuat luka emosional sejak kecil, termasuk penolakan keluarga dan cap sebagai “anak pengkhianat negara.” Ibunya berasal dari keluarga menengah keatas, namun ditolak setelah menikah dengan Pak Hananto, seorang wartawan berpikiran kiri yang menjadi buronan politik. Alam pun tumbuh dalam lingkungan yang dingin dan penuh penolakan, bahkan dari keluarganya sendiri.

   Di tengah kehidupan pahit Alam, hadir Ibu Umayani, guru sejarah yang penuh kasih dan menjadi sosok ibu sekaligus pembimbing. Ia membantu Alam memahami pentingnya sejarah diri dan berdamai dengan masa lalu. Titik balik hidup Alam terjadi saat masuk Sekolah Putra Nusa, tempat ia merasakan kenyamanan belajar dan diterima sepenuhnya. Konflik diperkuat oleh kehadiran Segara Alam, saudara yang tempramental, mencerminkan luka sejarah dalam relasi keluarga. Namun, Yu Kenanga dan Yu Bulan menjadi figur penyayang yang memberi kehangatan dan rasa aman bagi Alam.

   Sekilas penyampaian dari pembedah dari novel Namaku Alam. Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk mendorong dan lebih peka terhadap makna dan nilai - nilai kemanusiaan dalam karya sastra. Selain itu kegiatan ini juga menjadi wadah untuk melatih kemampuan berpikir kritis serta mengapresiasi karya sastra secara mendalam.

   Acara berlangsung interaktif, diakhiri dengan sesi tanya jawab dari audiens serta foto bersama dengan pemateri sebagai penutup yang hangat.

Penulis : Sobat Literasi dan Jurnalistik²⁴




Selasa, 27 Mei 2025

KAJIAN DIKSI & LOGIKA #2 HMPS BSA 2025

  Divisi intelektual HMPS BSA kembali mengadakan kegiatan rutin dua pekan sekali untuk kedua kalinya. Suasana hangat mewarnai kegiatan yang digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025, di kawasan Gading Gajah, Plosokandang. Dengan mengangkat tema “Bahasa mu batas dunia mu”, acara ini berhasil menarik perhatian mahasiswa, khususnya dari kalangan Bahasa dan Sastra Arab (BSA), serta para pencinta kajian linguistik dan filsafat bahasa. Acara ini menghadirkan Muhammad Qadli Al Khofi, mahasiswa semester 6 sebagai pemantik utama. Sosok yang akrab disapa Offi ini memaparkan hal yang menarik tentang hubungan antara bahasa, logika berpikir, dan realitas dunia.

  Dalam pemaparannya, Sobat Ofi mengajak peserta menyelami pemikiran linguistik yang jarang dibahas dalam forum populer. Ia menyatakan bahwa setiap bentuk bahasa sebagai alat memahami dan membentuk dunia bermula dari bunyi.

   “Sebelum ada kata, sebelum ada kalimat, yang pertama kali hadir adalah bunyi. Bunyi adalah respons awal manusia terhadap dunia. Dari bunyi, tercipta makna. Dari makna, lahir dunia,” ujarnya.

  Menurut Sobat Offi, manusia tidak menyebut sesuatu sebelum mendengar dan merasakan bunyinya terlebih dahulu. Bunyi menjadi alat pertama manusia, sebelum akhirnya mewujudkan bahasa yang lebih kompleks. 

   Diskusi berlangsung hangat dengan banyak peserta aktif bertanya dan berdiskusi. Beberapa peserta menyampaikan bahwa acara semacam ini sangat diperlukan untuk memperluas wawasan mahasiswa lintas bahasa, khususnya dalam hal berpikir kritis terhadap penggunaan bahasa sehari-hari. 

   Dengan adanya kegiatan ini audiens dapat menyadari bahwa bahasa bukanlah sekadar alat, melainkan kekuatan pembentuk realitas. Semakin tajam pilihan diksi, semakin logis struktur berpikir, maka semakin luas pula pengetahuan yang bisa dijelajahi oleh seseorang. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Muhammad Qadli Al-Khofi, dunia tak lepas dari bahasa dan bahasa tak bisa dilepaskan dari bunyi.


Penulis : Sobat Literasi dan Jurnalistik²⁴



Jumat, 09 Mei 2025

PELATIHAN KHITOBAH HMPS BSA 2025


     Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMPS BSA) kembali mengadakan kegiatan untuk mengasah skill dan kemampuan para mahasiswa. Setelah sukses mengadakan kegiatan Kajian Diksi dan Logika pada hari Kamis, 8 Mei 2025 keesokan harinya di susul dengan kegiatan pelatihan khitobah. Pelatihan yang diselenggarakan di Angkringan lawe 3 ini dihadiri oleh para mahasiswa BSA maupun mahasiswa di luar BSA. Acara ini diselenggarakan pada Jum'at, sore hari oleh saudara Ageng Jalbul Masholih sebagai pembicara untuk mengupas tuntas bagaimana cara berkhitobah dengan baik dan benar. 

     Sobat Abul menekankan ada 3 kriteria penilaian dalam perlombaan khitobah, yaitu gaya bahasa, intonasi dan juga lahjah (logat) dari ke 3 kriteria penilaian tersebut, lahjah yang memiliki penilaian tertinggi, yaitu sebanyak 40%. Lalu, mengapa lahjah memiliki penilaian tertinggi pada saat perlombaan khitobah? Ketika kita berkhitobah yang kita sampaikan adalah ceramah berbahasa arab, maka penting penggunaan lahjah, entah lahjah Mesir, Yaman, Yordania dan lain sebagainya. Selain ketiga kriteria tadi, adab juga sangat penting ketika berkhitobah. Hendaknya kita memberikan penghormatan terlebih dahulu kepada dewan juri sebelum memulai khitobah. Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi saat berkhitobah juga sangat penting. Hal ini bisa dilatih dengan sering-sering bertanya pada diri sendiri di depan cermin, ujarnya. 

   Kegiatan pelatihan khitobah ini berhasil terlaksana dengan diskusi yang hidup dan pertanyaan dari audiens walaupun di tengah suasana hujan rintik yang sejuk. 

Beberapa pertanyaan dari audiens 
1. Apa perbedaan khitobah dengan qiraatu syi'ir?
=> Khitobah, menyampaikan pesan secara langsung biasanya dalam konteks agama, sosial, atau politik. Sedangkan Syiir, menyampaikan sesuatu dari perasaan karena syiir tercipta karena rasa dan rasa ada karena terbiasa.
2. Persiapan apa yang dilakukan saat sebelum tampil dan solusi agar audiens mendengarkan khitobah kita? 
=> pertama menjaga suara, kedua jangan terlalu fokus menghafal tapi fokus untuk memahami. ketiga kondisi tubuh. 
Solusinya penampilan, pelafalan dan intonasi harus ditekankan 
3. Rekomendasi untuk menambah skill lahjah kita? 
=> sering" melihat nerita di channel TV orang Arab. atau media sosial yang menggunakan bahasa Arab. 

Penulis : Sobat Literasi dan Jurnalistik²⁴
 

Kamis, 08 Mei 2025

KAJIAN DIKSI & LOGIKA #1 HMPS BSA 2025

 

  Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (HMPS BSA) mengadakan Kajian Diksi & Logika dengan tema "Peran media sosial terhadap karya sastra". Meski langit menggantung kelabu dan rintik hujan sesekali menyapa bumi Plosokandang, semangat para penikmat sastra tak surut untuk hadir dalam gelaran perdana. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 08 Mei 2025, di Angkringan Lawe, Plosokandang, Tulungagung, yang di bawakan oleh pemantik Ahmad Muzaki Alhabibi (Mahasiswa BSA semester 8) dengan Moderator yang memandu jalannya acara Salik Abdir Rohman (Mahasiswa BSA semester 2). 

  Dalam paparannya, Sobat Muzaki menyampaikan bahwa media sosial saat ini bukan hanya menjadi ruang berbagi informasi, namun juga menjadi platform baru dalam perkembangan karya sastra. ia juga mengatakan "Sastra tidak mungkin lahir di dalam ruang kosong, karena sastra lahir di dimensi pengarang” artinya karya sastra tidak muncul begitu saja tanpa konteks. Ia tercipta dari pengalaman dan pemikiran. Hal tersebut mencerminkan bahwa "Tidak ada karya sastra yang benar-benar netral. Semuanya berakar pada pengalaman, perspektif, dan perasaan penulisnya,” jelasnya. Tidak hanya itu 

  Meski diliputi cuaca yang kurang bersahabat, suasana diskusi tetap hangat, bahkan beberapa peserta bertahan hingga akhir meskipun udara mulai dingin. Acara ini menjadi awal yang menjanjikan bagi lahirnya ruang-ruang literasi alternatif di Tulungagung, terutama yang berbasis komunitas dan refleksi intelektual.

  Di akhir acara, moderator menyampaikan bahwa Kajian Diksi dan Logika akan terus hadir setiap dua pekan dengan tema berbeda dan pemantik yang beragam.
Pertanyan dari beberapa audiens 
1. Mengapa puisi lebih mudah didengar dan dihafal dibandingkan prosa?
=> puisi, sebagai bentuk sastra yang padat dan ritmis, lebih menggambarkan dimensi emosional dan spiritual pengarang secara langsung, sehingga membekas lebih kuat dalam ingatan pembaca maupun pendengar. Sementara prosa cenderung menjelaskan dan menguraikan, puisi justru menyiratkan dan merangkum.
2. Perbedaan karya sastra dengan tulisan karya sastrawi?
=> Karya sastra itu tulisan yang secara umum telah memenuhi unsur-unsur estetika, imajinasi, dan kedalaman makna serta bersifat universal. Sedangkan tulisan sastrawi merupakan tulisan yang menggunakan gaya bahasa atau diksi yang indah dan cenderung puitis, tetapi belum tentu dapat disebut sebagai karya sastra. 

Penulis : Sobat Literasi dan Jurnalistik²⁴

Senin, 28 April 2025

WORKSHOP KEPENULISAN HMPS BSA 2025


   Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (HMPS BSA) mengadakan Workshop Kepenulisan dengan tema "Pemahaman kepenulisan karya ilmiah secara sistematis: makalah dan jurnal Bahasa Arab" Yang di bawakan oleh pemateri Dr. Rizqa Ahmadi L.c.,M.A (Dosen BSA UIN SATU) dengan moderator yang memandu jalannya acara, Ahmad Isnaini Al-Ghifari (Prodi BSA semester 4). Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis, 24 april 2025 di Pendopo ISNU Tulungagung. Bapak Nuryani, S.Ag., M.Pd.I selaku (Koorprodi BSA) menegaskan bahwa Workshop kepenulisan ini sangat penting untuk mahasiswa akhir dalam mengerjakan skripsi karya ilmiah, beliau juga memberikan sedikit motivasi yakni
أكتبو حتى طائرا في الدنيا
Tulislah seeokor langit terendah.
أنت تكتبون وأنت تفكرون
 Kamu menulis dan kamu berfikir
أكتب و أنت تطير في السماء الدنيا
 Menulislah disaat kamu terbang dilangit terendah.
   Artinya seorang penulis yang penuh dengan imajinasi tidak hanya mencatat apa yang dilihatnya, tetapi juga merenungkan dan mempertanyakan maknanya. Hal ini mengajak kita untuk menulis dengan hati dan pikiran yang terbuka.
   Pemateri dalam acara tersebut adalah Dr. Rizqa Ahmadi L.c.,M.A (Dosen BSA UIN SATU). Beliau merupakan lulusan Al-Azhar University of Egypt, Bachelor (Lc) of Islamic Theology(Bachelor in Hadith and its Sciences) serta memiliki beberapa penghargaan terkait kepenulisan, salah satunya Best paper in Al-Multaqo ad-Dawliy lil-Bahts ‘an Afkar at-Thullab waDirasat (MU’TAMAD) year 2022. Awardee Partnership in Education Scheme (PIES), at Australian National University, Canberra. Top ten of “The First Writing Competation Ulul Albab Journal held by UIN Malang. 
   Selanjutnya mengapa kami mengambil tema dari workshop tersebut? workshop ini dirancang untuk peningkatan kualitas penulisan karya ilmiah berbahasa Arab dengan pendekatan yang sistematis dan praktis. Harapannya, peserta dapat meningkatkan kemampuan menulis mereka dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. serta memiliki bekal dengan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan dalam menulis karya ilmiah berbahasa Arab. Pemateri juga menyampaikan "menulis merupakan bagian dari sesuatu yang kita tinggalkan"  artinya tulisan adalah jejak. Ketika kita tiada, kalimat-kalimat kita akan tetap hidup menginspirasi, menggerakkan, bahkan mengubah cara orang berpikir.”
   Komentar dari beberapa orang yang hadir dalam acara ini, salah satu peserta workshop mengatakan “Menurut saya sudah baik, menarik dan bagus acaranya, mungkin untuk konsep acaranya lebih dimatangkan lagi”. Dan yang terkahir dari Ketua Pelaksana acara ini M. Firdo Nurafif mengatakan untuk Mahasiswa BSA kedepannya, apapun workshop yang kalian ikuti tetaplah mengikutinya karena kita sebagai mahasiswa BSA sangat penting dalam mengikuti kepenulisan ini, jadi apapun itu yang berkaitan dengan penulisan bisa diikuti dan dipahami.  
   Beberapa pertanyaan dari acara tersebut:
1. Apa perbedaan antara metode dengan metodologi penelitian?
=> metode, menjelaskan tentang prosedur bagaimana memperoleh data, memverifikasi dan menganalisis data. metode yang jauh lebih umum disebut metode penelitian. Tujuan dengan adanya metodologi agar pembaca tahu dan artikel tersebut bisa dipertanggungjawabkan.
2. Jetika menulis artikel, kadang-kadang ide nya sudah habis dan sering mengganti judul. apakah ada solusi untuk mengatasi hal tersebut?
=> solusinya, jangan pernah hilangkan apa yg sudah dimulai, yakin suatu saat bisa diteruskan dan masih ada potensi yaitu dengan proses stimulus : explorasi, membaca literatur, perbanyak baca, perbanyak luang lingkup dari kajian tersebut.
3. Bagi kalangan mahasiswa secara umum, ketika sudah mengirim artikel jurnal ke jurnal ternama, maka semakin banyak mengirim artikel jurnal maka ia semakin pandai, apakah statement itu benar? jelaskan?
 => bisa dikatakan benar, tetapi dengan syarat, ia memiliki integritas tinggi dan kejujuran yang tulus dan mereka akan diuji apakah menjadi instrumen utama atau menjadi satu dari instrumen tersebut.

Penulis : Sobat Literasi dan Jurnalistik²⁴

Sabtu, 22 Maret 2025

Istisabung HMPS BSA 2025

   Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (HMPS BSA) telah mengadakan acara Istisabung (Istighotsah, santunan, bagi-bagi takjil, buka bareng) dengan tema “Menyambung Tali Silaturahmi, Membangun Umat yang Peduli”. Mengapa kami mengambil tema tersebut? Karena tema ini relevan dengan kehidupan modern yang seringkali membuat kita terisolasi dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Tema ini menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran agama untuk membangun masyarakat yang lebih baik serta menerapkan dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.

   Acara ini diselenggarakan pada tanggal 21 Maret 2025, di Gedung UKM UIN SATU lantai 3 yang dihadiri oleh Bapak Nuryani, S.Ag., M.Pd.I selaku (Koorprodi BSA), Bapak Mochammad Faizun, S.S., M.Pd.I serta Bapak Muhammad Mahfud Ridwan, M.Pd.I selaku (Dosen BSA). Rangkaian acara yang penuh berkah ini diawali dengan Istighotsah, doa bersama memohon keberkahan dan keselamatan. Suasana khidmat menyelimuti acara tersebut, dengan diiringi lantunan ayat suci Al-Quran dan doa-doa yang dipanjatkan bersama. Setelah Istigotsah, acara dilanjutkan dengan santunan kepada anak yatim. Tindakan mulia ini sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama, khususnya kepada mereka yang membutuhkan. Senyum ceria terpancar dari wajah anak-anak yatim yang menerima santunan, menambah kehangatan suasana acara. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pembagian takjil yang bertempat di depan Satu Klinik UIN SATU. Takjil berupa makanan dan minuman ringan yang dibagikan kepada orang sekitar, sebagai persiapan untuk berbuka puasa. Pembagian takjil dilakukan dengan tertib dan lancar, menambah semarak suasana menjelang berbuka puasa. Puncak acara adalah buka puasa bersama Koorprodi dan dosen BSA dengan menikmati hidangan berbuka puasa bersama-sama dalam suasana kekeluargaan dan penuh keakraban. Momen ini menjadi kesempatan untuk mempererat tali silaturrahmi antar sesama dosen dan Koorprodi BSA.

   Selanjutnya Bapak Nuryani, S.Ag., M.Pd.I selaku Koorprodi BSA berpesan bahwa, “melakukan apapun dibulan suci Ramadhan khususnya untuk acara ini merupakan hal yang sangat mulia dan semoga apa yang kita kerjakan mendapatkan keberkahan dari Allah”.

   Ketua umum HMPS BSA Moh. Nauval Zaki Elfikri juga mengatakan agar kedepannya, acara ini tetap berjalan untuk kepengurusan selanjutnya. 

   Harapan kami untuk HMPS kedepannya pada acara ini dapat memberikan manfaat positif bagi semuanya, baik dalam hal relaksasi, peningkatan solidaritas, maupun pencapaian tujuan bersama. 


Penulis : Sobat Literasi dan Jurnalistik²⁴



Ngabdi Bersama (NGABERS) HMPS BSA 2025

   Seorang penulis dan filsuf Prancis pada Era Pencerahan bernama Voltaire pernah berkata, “saya tahu tidak ada orang-orang hebat kecuali me...